Kisah Syahid, Pria Tak Lulus SD Ini Sukses Jadi Juragan Tanah Bernilai Miliaran Berkat Jualan Kambing

 

Nur Syahid, penjual kambing. Foto: Rabu Sipan.

KUDUS – Di tepi Jalan Raya Kudus-Jepara KM 8, Desa Sidorekso RT 3 RW 6, Kecamatan Kaliwungu, Kudus terlihat sebuah rumah. Di dalam dan halaman rumah tersebut tampak puluhan kambing jantan. Di antara kambing tersebut, seorang pria paruh baya sedang sibuk memberikan rumput pada kambing berjenis randu. Pria tersebut yakni Nur Syahid (68) bakul kambing.

Sembari beraktivitas, pria yang akrab disapa Syahid itu sudi berbagi kisah hidupnya. Dia mengatakan, usaha bakul kambing ditekuninya sejak masih lajang, atau tepanya pada tahun 1972. Menurutnya, menjadi bakul kambing hingga sekarang, karena paling cocok serta paling menghasilkan keuntungan.

“Bertahan jadi bakul kambing hingga sekarang, sebab usaha ini yang saya anggap paling cocok. Saya bisa membeli belasan bidang tanah dan bangun beberapa rumah, asal uangnya ya dari bakul kambing,” ujar Syahid kepada Betanews.id, beberapa waktu lalu.

Syahid mengungkapkan, bahwa hidupnya dulu bisa dianggap kekurangan. Dia tidak mengenyam pendidikan tinggi, Sekolah Rakyat atau setara sekolah dasar (SD) saja tidak lulus. Namun, ia punya mimpi agar bisa hidup sepadan secara ekonomi dengan orang lain.

“Karena mimpi tersebut dan tidak sekolah itu, saya harus banting tulang untuk mendapatkan uang sejak kecil. Saat itu yang saya andalkan adalah mental. Hingga pada tahun 1972 saya mencoba peruntungan jadi bakul kambing,” bebernya.

Alhamdulillahnya, kata Syahid, usaha bakul kambingnya lumayan lancar. Dari yang awalnya dua atau tiga ekor saja, kini mampu berkembang. Bahkan setiap Hari Raya Iduladha ia bisa menjual hingga ratusan ekor kambing untuk kurban.

“Sebelum ada pandemi setiap jelang Iduladha saya mampu jual 300 ekor kambing. Untuk pembeli sudah langganan semua. Ada yang dari Kudus, Demak, Jepara, maupun Pati,” rincinya.

Dia mengatakan, dari hasil penjualan kambing itu ditabung. Setelah cukup untuk beli sebidang tanah kemudian dibelikan tanah. Hal itu dilakukannya bertahun-tahun hingga sekarang mempunyai 13 bidang tanah.

“Yang di pikiran saya saat beli tanah itu sebagai investasi masa depan. Sebab, harga tanah lambat laun bukannya turun tapi akan semakin mahal. Apalagi, tanah yang saya beli saat itu letaknya pas di tepi jalan raya,” jelasnya.

Benar saja, tuturnya, dulu tanah yang sebidangnya dibeli hanya dengan harga Rp 200 juta, kemarin ditawar orang Rp 3 miliar. Jika ditotal nilainya, 13 bidang kali Rp 3 miliar jumlahnya bisa puluhan miliar.

“Dari bakul kambing itu juga saya mampu bangun beberapa rumah. Beberapa tanah sekerang juga ada yang dijadikan tempat usaha beberapa anaknya,” ujar pria yang dikaruniai 10 anak tersebut.

Oleh karena itu, meski sudah tua dan punya belasan cucu, Syahid ogah meninggalkan usaha bakul kambing. Sebab dengan usaha bakul kambing itulah, ia mampu membeli belasan bidang tanah bernilai puluhan miliaran rupiah.

“Selagi sehat saya akan tetap bakul kambing. Sebab bakul kambing itu paling cocok dan bisa dikatakan hoki untuk saya,” tandasnya.

Editor : Kholistiono

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel